Rabu, 07 Oktober 2015

Technopreneurship


Apa itu technopreneurship?Technopreneurship merupakan istilah bentukan dari dua kata, yaitu “ Technology” dan    “ Enterprneneurship ” . Jika kedua arti kata tersebut digabungkan, maka akan terbentuk sebuah arti proses mengorganisasi dan mengelola risiko untuk sebuah bisnis yang melibatkan sebuah teknologi dari sebuah laboratorium atau riset ke pasar dengan cara yang menguntungkan. Teknologi merupakan cara atau metode untuk mengolah sesuatu agar terjadi efisiensi biaya dan waktu, sehingga dapat menghasilkan produk yang lebih berkualitas. Sedangkan kata entrepreneurship berasal dari kata entrepreneur yang merujuk pada seseorang atau agen yang menciptakan bisnis/usaha dengan keberanian menanggung resiko dan ketidakpastian untuk mencapai keuntungan dan pertumbuhan dengan cara mengidentifikasi peluang yang ada (Zimmerer & Scarborough, 2008).
Di dunia ini banyak technopreneur yang berhasil melakukan sebuah komersialisasi teknologi sehingga menjadi produk yang diterima di masyarakat secara luas di pasar. Contoh enterpreneur yang sangat sukses adalah bill gates dan steve jobs. Siapa sih yang nggak kenal dengan kedua tokoh tersebut? Sudah sangat jelas mereka merupakan teknopreneur yang sangat berpengaruh diberbagai belahan dunia ini. Mereka secara individu melakukan penelitian karena hobi dan keinginannya sendiri.  Tidak semua hasil penelitiannya langsung sukses secara komersial. Secara langsung steve job pernah mengatakan “The only way to do great work is to love what you do” . Kata – kata tersebut memuat arti satu – satunya jalan untuk mengerjakan atau melakukan pekerjaan yang luar biasa adalah mencintai apa yang kamu kerjakan . Cintailah pekerjaan yang anda geluti , maka dari itu pasti anda akan mendapatkan sesuatu yang sangat besar !
             Secara explisit , seorang teknopreneurship harus bisa melakukan sebuah terobosan yang sangat cerdas. Pengembangan – pengembangan pun harus tetap dijalankan supaya tidak tertinggal dengan persaingan teknologi yang terus berkembang tiada batas. Tidak hanya softskill aja yang dibutuhkan oleh seorang teknopreneurship melainkan hardskill juga. Seorang teknopreneur harus bisa menguasa teknologi dibidang bisnis yang dia jalankan . Jika  ditengah – tengah perjalanan bisnis mereka mengalami troubel yang berkenaan dengan sistem atau teknologi yang digunakan , maka dengan hardskill lah mereka bisa tau bahkan membereskan semua masalah tersebut.             Secara umum, ada dua jenis bisnis yang dapat membentuk technology entrepreneur (technopreneur), yakni: bisnis lifestyle dan bisnis pertumbuhan tinggi (high growth businesses).   Bisnis lifestyle adalah suatu usaha yang umumnya tidak tumbuh dengan cepat. Bisnis seperti ini biasanya tidak menarik bagi investor profesional seperti angel investor atau pemodal ventura (venture capitalist).  Bisnis tersebut tidak mempunyai potensi yang cukup untuk menghasilkan kekayaan yang signifikan.  Mengapa seseorang memulai bisnis lifestyle?  Seseorang mungkin ingin menjadi bos sendiri, mengatur jadwal sendiri, dan ingin memiliki kendali yang lebih besar. Sedangkan  Bisnis pertumbuhan tinggi memiliki potensi untuk menghasilkan kekayaan yang besar dengan cepat.  Jenis bisnis ini umumnya berisiko tinggi namun juga memberikan imbalan yang tinggi, sehingga menarik bagi pemodal ventura (venture capitalists).  Contoh-contoh perusahaan denan bisnis petumbuhan tinggi adalah: Dell, Genzyme, EMC, Amgen, dan Biogen-Idec.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar